Oleh: Wiwi Widyanti, Mahasiswi KPI IAIM Sinjai
KABARBUGIS.ID – Di zaman sekarang, perkembangan bahasa Indonesia kian menurun karena masuknya bahasa alay yang membuat masyarakat menjadikan kosakata bahasa tersebut. Bahasa alay ini merupakan bahasa khas anak remaja yang diubah sedemikian rupa sehingga hanya bisa dimengerti oleh hampir seluruh remaja. Munculnya bahasa alay akan mengakibatkan turunnya pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Eksistensi bahasa Indonesia terancam terpinggirkan oleh bahasa alay dan mulai menggeser bahasa Indonesia yang merupakan bahasa persatuan yang sangat penting, sehingga ini merupakan ancaman terhadap bahasa Indonesia. Peran penting inilah yang dengan secara tidak langsung menuntut agar kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia untuk bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar agar sesuatu yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Hal ini dilakukan agar menghindari terjadinya konflik bahasa yang disebabkan oleh bahasa alay. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan sejak dini kepada generasi muda agar supaya mereka tidak ikut andil dalam penggunaan bahasa alay tersebut.
Penggunaan bahasa alay yang semakin meningkat di kalangan remaja merupakan ancaman serius terhadap bahasa Indonesia dan juga pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang.
Kaum remaja memilih menggunakan bahasa gaul karena bagi mereka itu mudah untuk melakukan komunikasi dan hanya bagian dari merekalah yang mengerti arti dari bahasa gaul tersebut, sehingga remaja lebih memilih menggunakan bahasa gaul sebagai bahasa harian mereka.
Salah satu dampak negatif dari penggunaan bahasa alay yaitu mempersulit pengguna untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, serta dapat mengganggu siapa saja orang yang mendengar dan membaca kata-kata yang termasuk ke dalam bahasa alay. Terutama orang yang bahkan tidak terbiasa atau tidak tahu-menahu mengenai kata-kata dari bahasa alay.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya bahasa alay dikalangan remaja yaitu karena adanya media seperti televisi, sosial media dan juga akibat faktor lingkungan itu sendiri yang menyebabkan remaja menggunakan bahasa alay. Mereka tidak ingin dibilang ketinggalan zaman. Remaja yang masih labil dan suka meniru, sangat mudah tertular dan lebih memilih bahasa alay daripada menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Beberapa contoh dari penggunaan bahasa gaul, pertama yaitu 'slay' yang secara harfiah artinya berarti membunuh. Namun dalam bahasa gaul kata ini justru diartikan sebagai sesuatu yang dianggap keren, pujian yang mengarah pada gaya bicara, tingkah laku, dan pakaian yang dikenakan. Kedua, 'sabi' yang merupakan kata kebalikan yaitu bisa. Ketiga, 'kepo' singkatan dari Knowledge Everything Particular Object yang artinya selalu ingin tahu. Dan keempat yaitu 'alay' merupakan singkatan dari anak layangan, yaitu orang-orang kampung yang bergaya norak.
Dan masih banyak lagi bahasa gaul lainnya yang menimbulkan bahasa Indonesia yang baik dan benar jarang digunakan.