KABARBUGIS.ID – Kisah pilu jenazah Asmia (33) kembali ditandu warga, setelah sebelumnya ditandu sejauh tujuh kilometer menuju Puskesmas hendak melahirkan.
Bayi dalam kandungan Asmia pun diduga meninggal dunia sebelum tiba di RSUD Lasinrang, Kabupaten Pinrang.
Sebelumnya Asmia dilarikan ke Puskesmas Salimbongan. Dalam perjalanan Asmia ditandu menggunakan sarung oleh warga Dusun Buttu Batu, Desa Kariango sejauh 7 kilometer karena terkendala akses jalan untuk roda empat.
Kepala Desa Kariango, Muhammad Jafar mengatakan jenazah (Almarhumah) Asmia kembali ditandu oleh warga dari Desa Bakaru ke Dusun Buttu Batu, Desa Kariango, Kecamatan Lembang.
Ia mengaku sebelum melahirkan dilakukan hal yang sama, ditandu sejauh 7 kilometer sebelum dilarikan ke Puskesmas menggunakan mobil kesehatan desa.
"Jenazah ibu Asmia tiba di Dusun Buttu Batu Sabtu malam dan ditandu oleh warga. Kemudian langsung dikebumikan," kata Muhammad Jafar kepada KabarBugis.id, Minggu (8/1).
Jafar menambahkan, Asmia sempat ditangani di Puskesmas Salimbongan sebelum dirujuk ke RSUD Lasinrang.
"Ibu Asmia sempat ditangani di RSUD Lasinrang Pinrang. Namun, diduga bayinya meninggal di dalam kandungan pada Jumat malam," bebernya.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Lasinrang Pinrang dr Mohammad Inwan Ahsan mengakui menandu ibu hamil sejauh 7 km memang berisiko terhadap ibu dan bayi dalam kandungan.
"Tentu sangat berisiko untuk ibu dan bayi. Apalagi ditandu sejauh tujuh kilometer dalam kondisi hamil," ungkapnya.
Dokter Nino, sapaan akrab Mohammad Inwan Ahsan mengaku belum mendapatkan laporan lengkap kondisi kehamilan Asmia sebelum melahirkan. Ia tidak bisa menjelaskan lebih jauh soal riwayat kehamilan pasiennya.
"Kami kurang paham kondisi sebelumnya dia ke sini," jelasnya.
Namun dia mengungkapkan, Asmia saat tiba di RS sudah keadaan pucat pada Jumat (6/1). Asmia sudah dalam kondisi lemah sebelum melahirkan.
"Itu dia masuk kondisinya agak lemah dan pucat. Bayi dalam kandungannya diduga meninggal di dalam rahim. Jadi saat dilahirkan sudah tidak bernyawa," ujarnya.
Nino menjelaskan, jika ada ibu hamil yang hendak ke fasilitas kesehatan namun terkendala akses jauh, disarankan tidak menempuh perjalanan jauh. Bahkan menurutnya perlu disediakan rumah singgah sebelum mendapat penanganan lebih lanjut di puskesmas atau rumah sakit.
"Kalau masyarakat yang sedang hamil dan jauh dari pusat kesehatan biasanya dianjurkan menempati rumah singgah. Jadi kalau ada kejadian bisa ditangani terlebih dahulu di situ," pungkasnya.
Untuk diketahui Desa Kariango merupakan salah satu desa terpencil dan terisolir di Kabupaten Pinrang. Desa tersebut hanya bisa dilalui menggunakan kendaraan roda dua tidak memiliki jalan untuk dilalui roda empat.