KABARBUGIS.ID – Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia (World TB Day). RSUD Lasinrang Pinrang edukasi masyarakat terkait penyakit Tuberkulosis (TBC).
Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret setiap tahunnya, bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa TBC sampai saat ini masih menjadi epidemi di dunia, termasuk di Indonesia.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ruang tunggu loket pendaftaran RSUD Lasinrang Pinrang. Edukasi tersebut dibawakan langsung oleh dr. A. Rasdiana, Sp.A kepada pengunjung/pasien yang berada di ruang tunggu loket pendaftaran RSUD Lasinrang Pinrang, Jumat (24/3).
"Tuberkulosis merupakan penyakit yang berbahaya yang bahkan menjadi penyebab kematian ke-13 dan penyakit menular ke-2 setelah COVID-19. Penyakit ini telah menyebabkan 1,6 juta orang di dunia meninggal," kata dr. A. Rasdiana saat mengedukasi pengunjung RSUD Lasinrang.
Menurut World Health Organizations (WHO), umumnya penyakit ini lebih sering dijumpai pada negara berkembang. Terbukti lebih dari 95% kasus ini terjadi di negara berkembang.
"Indonesia sendiri menempati urutan ke-2 di dunia yang memiliki kasus TBC tertinggi setelah India dengan total 824.000 kasus TBC," ungkapnya.
Penyebab dan Akibat TBC
TBC (tuberkulosis) yang akrab dikenal TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru. Gejala TB sendiri berupa batuk yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu) yang biasanya berdahak bahkan mengeluarkan darah.
Ternyata, kuman yang menyebabkan penyakit satu ini tidak hanya menyerang paru-paru. Bakteri Mycobacterium tuberculosis ini juga dapat menyerang tulang, usus, maupun kelenjar.
Cara Penularan dan Gejala TBC
Seperti yang diketahui, penyakit menular ke-2 ini dapat ditularkan melalui percikan ludah yang keluar penderita TBC saat berbicara, batuk, ataupun bersin. Dan juga, penyakit ini lebih rentan tertular kepada seseorang yang ber-imun rendah.
Orang orang dengan kekebalan tubuh lemah seperti kekurangan gizi, penderita diabetes, pengidap HIV, bahkan orang yang akut terhadap tembakau juga rentan terkena penyakit ini.
"Tanda awal dari penyakit ini dapat berupa demam, batuk, keringat malam, atau penurunan berat badan yang drastis. Terlihat ringan, namun keterlambatan penanganan dapat menyebabkan penularan bakteri ke orang lain," bebernya.
Tindakan Pencegahan TBC
Risiko dari infeksi TBC ini dapat diminimalisir dengan tindakan seperti:
1.Ventilasi yang baik. Bakteri TBC mampu bertahan di udara selama beberapa jam. Alhasil, penting bagi kita memiliki ventilasi udara yang baik.
2.Cahaya yang alami. Bakteri ini dapat dibunuh oleh sinar UV.
3.Menjaga kebersihan. Bagi penderita TBC, penting untuk menjaga kebersihan seperti menutup mulut atau hidung saat batuk, dan juga selalu memakai masker di keramaian.
4.Menjaga kekebalan tubuh. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik dapat membunuh bakteri yang satu ini. Terbukti, 60 persen orang dewasa dengan kekebalan tubuh yang sehat dapat melawan penyakit ini.
"Jadi, momentum ini diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit satu ini dan berupaya untuk mengakhirinya," tutup Dokter Rasdiana.