KABARBUGIS.ID – Dua Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan diduga mendapat perlakuan tidak manusiawi dari majikan di Arab Saudi. Mereka tidak diberi makan dan disiksa hingga pingsan beberapakali, keluarga tuntut untuk dipulangkan ke Indonesia.
Dua PMI itu asal Kabupaten Pinrang itu yakni, Andi Halimah (24) warga Kelurahan Pacongan, Kecamatan Paleteang dan Arsi (34) warga Kampung Cemppga Desa Barugae, Kecamatan Duampanua. Mereka diberangkatkan dari Jakarta ke Arab Saudi awal Desember 2022 bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Birsan (29) keluarga Andi Halimah mengatakan, Andi Halimah direkrut oleh Hj Hania atau Nia warga Pinrang dibawa ke Jakarta dengan iming-iming gaji tinggi.
"Dulu kata perekrutannya (Nia) akan diberikan gaji tinggi 6 juta per bulan, ternyata hanya sekitar 4 juta," kata Birsan kepada KabarBugis.id, Selasa (02/05).
"Itupun, hanya gaji pertamanya dikasih selebihnya tidak ada mi sampai sekarang," sambungnya.
Birsan mengungkapkan Halimah telah bekerja sekitar tiga bulan lebih. Namun, kondisinya saat ini sedang sakit oleh majikannya di Arab Saudi tetap dipaksa bekerja.
"Komunikasinya Halima ke keluarga dipaksa kerja tanpa diberi jedah istirahat. Jarang dikasih makan, mendapat kekerasan fisik hingga pingsan beberapa kali," bebernya.
Kata dia, Halimah mengirimkan video muntah darah diduga akibat perlakuan tidak manusiawi dari majikan.
"Dia muntah darah itu, tidak dikasih obat oleh majikannya. Bahkan Halimah komunikasi ke pengurunya di Pinrang katnya tidak ada obat disana," jelas Birsan.
Birsan berharap keluarganya itu dipulangkan dari Arab Saudi ke Indonesia. Kata dia, Halimah terkesan dipaksa diberangkatkan meski ada riwayat penyakit maag. Karena proses medical check up diloloskan oleh pihak perusahaan perekrutannya.
"Ada penyakitnya itu, penyakit maag takutnya tambah parah penyakit disana jika tidak dipulangkan, apalagi tidak dikasih makan oleh majikannya. Kami keluarga berharap bisa dipulangkan oleh pemerintah," ujarnya.
Sementara itu suami dari Arsi, Yasir mengaku istrinya mendapatkan perlakuan tidak tidak manusiawi dari majikan dan agency di Arab Saudi.
"Dua bulan tidak diberi gaji hanya dipaksa kerja oleh majikannya. Tidak dikasih makan pagi sampai malam sampai pingsan," katanya.
Yasir mengatakan istrinya tersebut memperihatinkan mengalami luka gores di jari-jari tangan dan tetap dipaksa bekerja. Oleh majikannya dipulangkan ke agency yang ada di Arab Saudi.
"Sampai di agency disekap dan mendapatkan kekerasan fisik dan mental. Kami harap bisa dipulangkan," harapnya.