BARBUGIS.ID – Pemerintah Kabupaten Pinrang melalui Dinas Tanaman Pangan dan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (SDABK) akhirnya meninjau langsung area persawahan yang mengalami kekeringan di Kelurahan Langnga.
Ratusan hektar area lahan persawahan di Kelurahan Langnga, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang mengalami kekeringan. Padi umur tujuh hari mengalami kekeringan dan mati.
"Kita sudah turun tinjau. Alhamdulillah air sudah sampai ke area persawahan yang mengalami kekeringan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Pinrang, Andi Tjalo Kerrang kepada KabarBugis.id, Rabu (16/8).
Ia mengaku area persawahan di Kelurahan Langnga itu merupakan alih fungsi lahan dari tambak menjadi sawah.
Proses pengalihan air tawar melalui irigasi terkendala akibat debit tanah yang tinggi dibandingkan aliran air.
"Kan tambak dijadikan sawah. Jadi agak sulit air kesana. Mereka (petani) harus menggunakan alat pompanisasi untuk isap air," jelasnya.
"Tapi sekarang sudah aman. Bupati Pinrang arahannya bantu masyarakat semaksimal mungkin," tambahnya.
Sebelumnya dikabarkan ratusan hektar area lahan persawahan di Kelurahan Langnga, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang mengalami kekeringan. Padi umur tujuh hari mengalami kekeringan dan mati.
Kekeringan lahan persawahan warga Langnga itu disebabkan El Nino atau kemarau panjang. Informasi yang dihimpun kabarbugis.id lebih 200 hektar lahan persawahan di Kelurahan Langnga terdampak.
"Ada sekitar kurang lebih 200 hektar area sawah petani yang terdampak kekeringan. Akibat kekurangan air," kata petani setempat Abdul Rasyid kepada KabarBugis.id, Kamis (10/8).
Rasyid mengaku banyak petani yang merugi akibat kekeringan tersebut. Usia tanaman padi petani yang telah ditanam sekitar tujuh hari mengalami kekeringan dan mati.
"Sudah tabur benih dan tanam langsung sudah ada satu mingguan usianya. Banyak yang sudah mati padinya apalagi dampak El Nino ini," bebernya.
Rasyid mengatakan kendala para petani setempat akibat saluran irigasi yang belum sampai ke area persawahan mereka.
Ia mengatakan area tersebut merupakan alih fungsi lahan dari tambak udang dijadikan sawah. Para petani di Kelurahan Langnga bercocok tanam mengandalkan air hujan dan pompanisasi air sungai.
"Saluran irigasi yang belum sampai ke sana. Kami petani hanya mengandalkan air hujan dan air sungai, itu pun masih setengah mati kita lakukan pompanisasi," jelasnya.
"Seandainya ada tambahan bantuan Alkon dari pemerintah itu memudahkan petani. Alkon bantuan Pemda Pinrang hanya satu tahun 2021 lalu," tambahnya.
Selain itu kata Rasyid kurangnya pendamping dari penyuluh pertanian membuat petani kewalahan jika terjadi masalah pertanian seperti saat ini.
"Harusnya penyuluh pertanian mendampingi petani, nanti ada pi masalah baru pada turun," ujarnya dengan kesal.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Irigasi Pedesaan Dinas SDABK Kabupaten Pinrang, Husni Nakka mengatakan area tersebut belum sepenuhnya terbangun saluran irigasi.
"Karena memang daerah disana areal tambak udang dijadikan sawah. Belum terprogram pembangunan saluran irigasi," kata Husni.
"Kita akan kunjungi dulu untuk melihat kondisi disana area persawahan tersebut," terangnya.