News  

5 Pengurus BEM ICP Dihajar Satpol PP Hendak Hadiri Rapat Bupati Pinrang

KABARBUGIS.ID – Sejumlah mahasiswa Institut Cokroaminoto Pinrang (ICP) diduga mendapat kekerasan fisik oleh Satpol PP di Kantor Bupati Pinrang, Jum'at (27/10) sore.

Mereka dipukuli oleh sejumlah Satpol PP yang berjaga di kantor Bupati Pinrang yakni Presiden Mahasiswa Institut Cokroaminoto Pinrang, Muhammad Iqbal serta empat anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) lainya.

Prema ICP Muhammad Iqbal mengaku ia bersama rekannya dihajar oleh Satpol PP saat ingin menghindari rapat pembahasan beasiswa yang dipimpin langsung oleh Bupati Pinrang Andi Irwan Hamid bersama sejumlah petinggi perguruan tinggi yang ada di Pinrang.

"Kemarin sore kami dihajar oleh Satpol PP di depan ruang rapat Bupati Pinrang, saat hendak menghadiri rapat pembahasan beasiswa oleh Pak Bupati di ruang rapatnya lantai atas," kata Iqbal kepada KabarBugis.id, (28/10).

Iqbal mengatakan atas kejadian itu dua anggotanya mengalami luka lebam di wajah.

Dirinya menyayangkan tindak kekerasan fisik oleh Satpol PP tersebut terjadi pada mereka apalagi terjadi di kantor Bupati Pinrang.

"Dua orang anggota yang parah luka lebam akibat pukulan dari Satpol PP. Kami sudah visum dan sudah buat laporan polisi untuk ditindaklanjuti kekerasan tersebut," jelasnya.

Iqbal mengatakan sebelumnya Bupati Pinrang Andi Irwan Hamid berjanji akan membahas program beasiswa Pemda Pinrang bersama mahasiswa.

"Hingga saat ini pembahasan rancangan peraturan daerah (Ranperda) program beasiswa tersebut belum melibatkan mahasiswa," ujarnya.

Terpisah, menanggapi hal tersebut Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pinrang, Muhadir mengaku belum tahu persis peristiwa pemukulan mahasiswa oleh anggotanya.

"Anggota kan menjalankan tugasnya dan mengamankan saat ada ribut-ribut di luar ruang rapat Bupati," kata Muhadir melalui sambungan telepon kepada KabarBugis.id.

Muhadir mengaku rapat yang dipimpin oleh Bupati Pinrang Andi Irwan Hamid kemarin itu membahas program beasiswa pemerintah daerah. 

Ia menyebut surat undangan rapat tersebut hanya ditujukan ke beberapa OPD dan pimpinan perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Pinrang.

"Mahasiswa belum diundang yang diundang pimpinan perguruan tinggi. Mereka (mahasiswa) memaksa masuk di ruang rapat, jadi anggota ku menjalankan tugasnya," ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *