News  

Kejari Pinrang Akan Telusuri Aliran Dana Pengadaan WiFi SMPN 1 Pinrang

Kepala Kejaksaan Negeri Pinrang, Agung Bagus Kade Kusimantara bersama Kasi Intelijen Kejari Pinrang, Fauzan (Dok. KabarBugis.id)
Kepala Kejaksaan Negeri Pinrang, Agung Bagus Kade Kusimantara bersama Kasi Intelijen Kejari Pinrang, Fauzan (Dok. KabarBugis.id)

KABARBUGIS.ID – Kejaksaan Negeri Pinrang akan telusuri aliran dana pengadaan WiFi dan perabotan kelas di SMPN 1 Pinrang yang dibebankan ke siswa baru.

Informasi yang dihimpun kabarbugis.id jaringan KabarMakassar.com, melalui komite sekolah SMPN 1 Pinrang siswa dibebankan biaya pengadaan WiFi sebesar Rp. 106.000 per siswa kelas VII.

Sementara untuk perabotan kelas dibebankan per siswa sekitar Rp. 100.000. Diketahui jumlah siswa baru SMPN 1 Pinrang tahun 2024 sekitar kurang lebih 400 orang dari 12 kelas, perkelasnya capai 40 orang.

Kepala Kejaksaan Negeri Pinrang, Agung Bagus Kade Kusimantara melalui Kasi Intelijen Kejari Pinrang, Fauzan mengaku akan melakukan penelusuran aliran dana pengadaan WiFi dan pengadaan perabotan kelas SMPN 1 Pinrang tersebut.

“Iya kita akan telusuri pengguna dana pengadaan WiFi dan perabotan kelas di SMPN 1 Pinrang, jika itu melibatkan siswanya,” kata Fauzan kepada KabarBugis.id, Kamis (01/08/2024).

“Tentunya kita akan panggil dulu pihak sekolah maupun pihak lain yang bersangkutan,” ujarnya.

Sebelumnya dikabarkan, orang tua siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Pinrang mulai mengeluhkan biaya-biaya yang dibebankan ke siswa baru. Biaya dibebankan yakni pengadaan WiFi hingga pengadaan foto Presiden dan Wakil Presiden Jokowi dan Ma’ruf Amin tiap kelas.

Melalui komite sekolah SMPN 1 Pinrang siswa dibebankan biaya pengadaan WiFi sebesar Rp. 106.000 per siswa kelas VII.

Informasi yang dihimpun KabarBugis.id jaringan KabarMakassar.com jumlah siswa baru SMPN 1 Pinrang tahun 2024 sekitar kurang lebih 400 orang dari 12 kelas, perkelasnya capai 40 orang.

Salah seorang orang tua siswa yang enggan disebut namanya mengaku, pihak sekolah dan komite membebankan biaya keseluruhan untuk pengadaan WiFi hingga perabotan kelas sekitar Rp. 206.000 per siswa.

“Kalau Komite katanya untuk pengadaan WiFi sekolah Rp. 106.000 per siswa,” katanya, Rabu (31/7/2024).

Kata dia, selain biaya pengadaan WiFi, pihak sekolah juga membebankan kepada siswa biaya pengadaan perabotan kelas yakni seperti kipas angin, bingkai foto Presiden dan Wakil Presiden Jokowi dan Ma’ruf Amin, bingkai foto Pj Gubernur dan Bupati dan lainnya sebesar Rp. 100.000.

“Itu biayanya Rp 100 ribu. Katanya untuk mempercantik kelas yakni pengecatan kelas, Gambar Presiden, Wakil Presiden dan Lambang Garuda. Foto Gubernur, Bupati dan wakilnya lalu ada kipas angin 4 buah dan masih banyak lagi,” tambahnya.

Ia menilai jumlah tersebut yang dibebankan ke siswa mungkin tak seberapa bagi sebagian. Namun, itu akan terbebani bagi penghasilan ekonomi kebawa.

“Belum lagi, setiap harinya siswa diwajibkan Rp 2 ribu per siswa. Katanya untuk uang khas siswa pembeli sabun cuci tangan dan lainya,” jelasnya.

Orang tua siswa ini lantas mempertanyakan dana BOS (bantuan operasional sekolah) yang dikelola oleh pihak sekolah.

“Dona BOS-nya kemana, kan untuk siswa juga sebahagian, untuk menunjang pembelajaran siswa. Apakah kurang, sehingga harus dibebankan ke siswa,” ujarnya.

Sementara itu, menanggapi hal tersebut, Ketua Komite SMPN 1 Pinrang, M. Aswin membenarkan pengadaan WiFi sekolah dibebankan ke siswa.

“Itukan sudah dirapatkan bersama orang tua siswa bersama tim siber pungli dari Waka Polres Pinrang. Disepakati pengadaan WiFi biayanya itu Rp 106.000 per siswa,” kata Aswin kepada KabarMakassar.com, melalui sambungan seluler Rabu(31/7).

“Itu tidak dipaksakan, ada yang menyumbang 200 ribu, 50 ribu bahkan tidak menyumbang pun tidak masalah. Yang jelas tidak dilarang anak-anak sekolah kalau tidak menyumbang,” tambahnya.

Aswin mengaku biaya pengadaan perangkat WiFi tersebut mencapai Rp 40 juta, karena sekolah tidak mampu bayar jadi dibebankan ke siswa. Ia mengatakan biaya bulanan pemakaian WiFi akan ditanggung oleh sekolah sekitar Rp 5 juta perbulanya menggunakan dana BOS.

“Pengadaan Wifi inikan untuk menunjang mutu peserta didik. Kan kita mau cerdas anak anak, kalau tidak ada teknologi anak anak ndak pintar. Apalagi anak anak mau ikut lomba, SMPN 1 menjadi percontohan di Kabupaten Pinrang,” jelasnya.

Selain itu, Aswin mengatakan untuk biaya lainya di kelas bukan rana Komite, melainkan pihak wali kelas bersama orang tua siswa atau organisasi paguyuban, bisa saja menyepakati biaya lainya.

“Kan begini, biasanya ada siswa mengeluh kepanasan. Jadi, disepakati misalnya pengadaan kipas angin, nah begitu ceritanya itu,”  ujarnya.

Exit mobile version