Pelajar SMPN 10 Bulukumba Temukan Mikroplastik di Sungai Balantieng

KABARBUGIS.ID – Mikroplastik telah menjadi ancaman baru yang dihadapi oleh manusia. Beberapa riset penelitian telah mengungkapkan bahaya mikroplastik bagi manusia, dengan temuan partikel mikroplastik di dalam tubuh manusia mulai dari paru-paru, lambung, hati, usus, ginjal, hingga plasenta.

Pencemaran mikroplastik juga telah terjadi di sungai-sungai di Indonesia, termasuk Sungai Balantieng di Bulukumba, Sulawesi Selatan, yang menjadi sumber kehidupan masyarakat di sekitar DAS Balantieng. Pengujian mikroplastik di Sungai Balantieng yang dilakukan di Kelurahan Dannuang, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba menunjukkan adanya mikroplastik jenis filamen, fragmen, foam, dan fiber.

“Temuan mikroplastik di Sungai Balantieng ini bukan yang pertama. Pada penelitian kualitas air sebelumnya di bagian tengah sungai, juga ditemukan mikroplastik. Hasil penelitian ini semakin memperjelas kondisi sungai dari bagian tengah hingga hilir yang cukup memprihatinkan dengan keberadaan mikroplastik. Mikroplastik yang ditemukan berasal dari sampah yang tidak terkelola dan dibuang sembarangan oleh masyarakat sehingga masuk ke sungai,” terang Amiruddin Muttaqin, Peneliti ECOTON, melalui rilis yang diterima kabarbugis.id, Rabu (7/8/2024).

Selain memberikan pendidikan dan informasi terkait bahaya sampah serta melakukan pemilahan dari rumah, pemerintah seharusnya juga menyediakan fasilitas pendukung pengelolaan sampah bagi masyarakat, atau mendorong produsen penghasil sampah yang tidak bisa terdegradasi untuk ikut bertanggung jawab,” tambah Amiruddin.

Kegiatan penelitian tersebut dilakukan oleh SMPN 10 Bulukumba bersama Yayasan Ecological Observation and Wetland Conservation (ECOTON). Sebanyak 35 siswa dilibatkan dalam penelitian ini. 

Pelajar SMPN 10 Bulukumba Temukan Mikroplastik di Sungai Balantieng

Kegiatan penelitian kualitas air sungai ini disambut antusias oleh para siswa di SMPN 10 Bulukumba. Sebelum melakukan penelitian, siswa diperkenalkan mengenai ekosistem sungai dan ancaman mikroplastik di sungai.

Salah satu siswa, Khaera Mufliha (13), mengungkapkan bahwa ia senang dengan kegiatan penelitian ini karena bisa belajar secara langsung meneliti di sungai. 

Ia juga merasa kaget dengan kandungan mikroplastik yang ditemukan, karena sebelumnya ia merasa sungainya bersih namun ternyata banyak mengandung mikroplastik.

Selain pengujian mikroplastik, para siswa juga melakukan penelitian dengan parameter nitrat, nitrit, fosfat, klorin, TDS, pH, dan DO. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nitrat 1 ppm, nitrit 0 ppm, fosfat 0,6 ppm (melebihi baku mutu yakni 0,2 ppm), klorin 0 ppm, TDS 30 ppm, pH 7, dan DO 6,4 ppm.

“Melalui kegiatan penelitian kualitas air sungai secara langsung, siswa diharapkan dapat merasakan dampak pencemaran terhadap lingkungan dan makhluk hidup, sehingga termotivasi untuk berkontribusi dalam upaya pelestarian,” ungkap Erni, Guru IPA.

Exit mobile version