KABARBUGIS.ID – Heboh oknum guru di SMK 2 Pinrang inisial AS di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) diduga mengajak video call sex (VCS) siswinya sendiri.
Korban mengaku diiming-imingi dibelikan baju dengan syarat harus mengirim foto telanjang kepada terduga pelaku.
Dalam video 0,12 detik itu beredar luas memperlihatkan AS sedang berbincang dengan siswinya yang diduga menjadi korban.
Diketahui AS merupakan guru olahraga sekaligus guru bimbingan konseling (BK) di SMKN 2 Pinrang.
Kasat Reskrim Polres Pinrang Iptu Andi Reza Pahlawan mengatakan berdasarkan pengakuan korban kepada polisi, pelaku sering chatting dan meminta video call telanjang.
“Kami sudah tangani terkait hal tersebut (dugaan VCS oknum guru). Tidak melapor tetapi kami telah klarifikasi,” kata Kasat Reskrim Polres Pinrang Iptu Andi Reza Pahlawan, Senin (16/9/2024).
“Sesuai keterangan korban saat datang ke kantor, mengaku oknum guru dari SMK 2 tersebut selalu melakukan kontak baik itu chatting dan video call via Whatsapp meminta kepada (korban) untuk membuka bajunya tetapi korban menolak,” tambahnya.
Reza menambahkan kejadian itu terjadi sekitar 1 atau 2 bulan yang lalu tetapi baru viral sekarang.
Selain itu, korban mengaku dia pernah juga diminta untuk mengirimkan foto payudara kepada terduga pelaku dengan iming-iming akan dibelikan baju. Namun korban juga menolak.
“Pelaku mengaku pernah diiming-imingi akan dibelikan baju oleh terduga pelaku namun dengan persyaratan mengirimkan foto payudara namun korban menolaknya,” bebernya.
Iptu Reza mengaku korban juga mengaku pernah dicabuli oleh oknum guru tersebut saat di sekolah. Saat itu terduga pelaku memanggil korban ke ruangan BK.
“Korban juga mengaku pernah dilecehkan dengan cara dipegang bokongnya oleh terduga pelaku,” jelasnya.
Namun korban, kata Reza tidak melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian. Alasannya telah dilakukan penyelesaian oleh pihak sekolah.
“Kami telah meminta klarifikasi semua. Penyelesaian katanya di sekolah sendiri,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala UPT SMK Negeri 2 Pinrang, Abdul Kadir mengaku akan melakukan rapat terkait hal itu. Menurutnya kasus tersebut telah mencoreng nama baik sekolah.
“Saya sementara di Parepare ini ikut upacara di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi. Kami baru mau rapat bersama Komite terkait hal itu, karena kemarin libur,” ujanya kepada Kabarbugis.id, Selasa (17/9/2024).